Tuesday, January 3, 2017

HAPPY NEW YEAR 2017!

2017 and i'm still a foodblogger

It's been a long time juga ya, akhirnya saya kembali menyentuh keyboard laptop dan mulai mengetik lagi di Blog ini. I don't even know whether people still reading this blog or not, since like 10 years ago (the moment when i made 3 blogs and can't seems to maintain each any of 'em)

jadi di tahun yang baru ini, saya minta maaf klo ada informasi yang kurang membantu atau bahkan dirasa imparsial. In that case, saya akan coba untuk meluangkan waktu dan benar-benar duduk serta fokus dalam berbagi features-features kuliner yang menurut saya menarik dan dapat membantu anda untuk menjelajahi ragam kuliner. 

Pakandean mungkin akan menjadi satu dari 2 blog yang akan saya tangani secara lebih intens. yang satu lagi akna mengulik tentang bit-some events dari travelling itinerary saya dan yang ini belum lahir, mohon doanya ya. (lhah?!) 

saya masih penulis blog yang sama seperti yang anda temui dalam ujung kursor beberapa tahun lalu. Saya masih menyukai candaan instant, slapstick atau mungkin word pun dan bahkan sedikit nyinyir ketika berbahasa di dalam blog saya. So i have no intention to (prolly) offense or discrediting anyone (or in this case, any party) so in advance, i do apologize if i might do such failure.

meanwhile, 
please feel free to write me down a thing or two and send it to gleno.am@Gmail.com for any input regarding the blog contents.
-diluar itu kita langsung ketemu saja, saya pasti langsung minta ditraktir :)-

Bisous,
Glenovian

Monday, August 9, 2010

YOSHINOYA

Sebuah antrian yang cukup panjang menarik perhatian saya. Beberapa waitress memakai pengikat kepala berwarna oranye terlihat sedang memegang menu dan menjelaskannya kepada salah satu ibu2 yang ada di antrian tersebut. Rasa penasaran saya mulai muncul. perlahan sata mendekati restoran baru tersebut. YOSHINOYA. sebuah restoran jepang (nama menjelaskan hampir segalanya) dengan konsep fastfood. Mungkin kita sudah mengenal beberapa restoran fastfood jepang seperti Hoka-Hoka Bento atau restoran sushi seperti Sushi Tei dan sejenisnya. 

Yoshinoya sendiri hadir sebagai restoran fastfood jepang pertama di Indonesia yang menghidangkan daging sapi sebagai menu utama. Memang, restoran lain pun menyediakan hal yang sama sebagai salah satu menu nya. Namun yang membedakan adalah Yoshinoya mengedepankan konsep beef bowl, dimana pengunjung dapat menikmati daging sapi pilihan dengan bermangkuk nasi dan sayuran. Cukup signifikan dan menggugah selera, dan sehat 

pastinya. 
Sesampainya didepan kasir, mata saya mengarah pada sebuah menu yang menawarkan kedua pilihan daging ayam dan sapi -anda bisa cari tahu sendiri apa nama menu kombo nya ;)- dan menurut saya; fantastis. 
 


Setiap paket di Yoshinoya dilengkapi dengan semangkuk Clear soup atau Miso soup yang hangat dan sayuran segar. Bagi anda yang sedang berdiet, makan di Yoshinoya bisa jadi pilihan Tepat. Makanan yang enak harus ditemani oleh minuman yang menyegarkan; sparkling mango menjadi pilihan saya. Essens mangga dan segarnya soda merupakan kombinasi yang sempurna.  

Nasi yang pulen serta daging sapi yang gurih, dan nikmatnya saus teriyaki yang melumuri daging ayam hampir membuat saya kalap. Sesekali disela-sela "jam makan", saya melihat sekeliling dan mendapati Yoshinoya berada tepat didepan WaterFountain di Grand Indonesia. Tempat yang sempurna untuk duduk di kursi makan, atau bersantai dengan keluarga di sofa yang lebar didepan pertunjukkan musikal dari air mancur yang menari-nari. 

Dengan musik dan lighting system yang memukau, session makan di Yoshinoya saya lengkap lah sudah. Perut yang kenyang, hati yang terhibur. hmm.. apalagi yang anda tunggu? Mengajak keluarga, kerabat atau bahkan pacar anda adalah pilihan yang tepat. Namun tidak salah juga ketika anda berjalan-jalan sendiri, tanpa pacar.. seperti yang baru saja saya lakukan (curhat.COM) percayalah; makan di Yoshinoya dapat seketika memberikan "keutuhan" pada hampanya perut anda, dan menghilangkan "kehampaan" pada pikiran anda yang penat ;)

Sunday, August 8, 2010

Ayam Kremes "KRATON"


Karna makan malam setelah jam 6 itu menggemukkan (kata seorang teman) maka saya pun berkeliling sekitar daerah tempat tinggal saya, dan mendapati sebuah restoran ayam goreng kremes yang baru dibuka. AKK atau Ayam Kremes "Kraton". Dari luar restoran ini tampak cukup sederhana. mobil saya pun berhenti tepat didepan restoran itu. dengan perut yang (sebenarnya) belum terlalu lapar, saya melangkah memasuki restoran itu. Hal pertama yang menarik perhatian saya adalah; LESEHAN.





 
selain meja dan kursi yang disusun rapi berjarak, restoran ini menawarkan pengalaman makan ala desa yang (menurut saya) sebuah nilai plus. Selain tempat yang nyaman dan enak, Ayam Kremes Kraton tentunya menawarkan menu utamanya, yakni ayam goreng kremes. selain ayam, AKK juga menawarkan ikan nila dan gurame kremes (baik kepalanya pun bisa dikremes). Selain di goreng kremes, ayam dan ikan dapat dibakar, atau digongso.

terdapat pula menu pelengkap seperti sayur asem, kangkung dan tempe tahu kremes. Dengan harga paket berkisar dari Rp.14.000 s/d Rp.25.000 atau harga ayam per ekor Rp.35000 s/d Rp.40000, dijamin pengalaman makan ala "keraton" ini selain menggoyang lidah dan menenangkan perut yang keroncongan, bisa membuat dompet anda tidak menipis dengan cepat. Waktu saya datang dan makan disana, lumayan banyak orang yang selain makan ditempat

Friday, July 2, 2010

Lintas Pinisi ; Jelajahi Nikmatnya Makassar! (bag.1)

Makassar, kota yang terkenal dengan terik matahari serta makanan nya yang menggoda lidah telah menanti. Pintu pesawat terbuka, dan saya disambut oleh angin sejuk dan hamparan luas lapangan terbang internasional Hasanuddin nan luas, yang belakangan baru saya ketahui merupakan pembaharuan dari bandara lama yang terletak tidak jauh dari bandara kini. Harus saya akui, perubahan yang cukup drastis; dari bandara skala nasional yang cuma memiliki satu conveyor belt menjadi bandara internasional yang hampir menyerupai changi airport, singapura. Dengan 6 waiting hall untuk tiap maskapai penerbangan, saya berjalan tertatih-tatih menyusuri tiap hall dan sampai di tempat pengambilan bagasi. Rasa keram setelah 1,5 jam menembus awan dan menjelajahi angkasa (Lebay.com) berkoordinasi dengan perut saya yang mulai berkeroncong solo. senyum saya mengembang; Makassar. Apalagi yang lebih nikmat dari menikmati es pisang hijau dipinggir pantai losari sore-sore, atau panasnya mie tietie yang menghangatkan lidah pada pelarian tengah malam saya. Tidak terasa lamunan saya mencapai puncaknya ketika porter saya menegur dengan tepukan di bahu; "daeng, bukan tas ta' itu yang disana..??" Dan tas saya pun berlenggok anggun lewat didepan saya sedari tadi. hmm.. melamun, melamun..

Chap.1 : Cafe Mama, Kota Makassar 

Setelah melewati tol baru yang panjanganya membentang mulai dari depan jalan utama bandara sampai ke tengah kota makassar, akhirnya saya sampai di kota makassar. Lampu merah disamping menara Fajar (Korporasi Media makassar) menghentikan mobil saya, sembari saya sibuk melongo kiri-kanan. kota ini maju pesat dibandingkan waku kedatangan saya 6 bulan yang lalu. mobil kembali melaju melewati area Panakukkang, menuju ke arah Lapangan Karebosi, dimana terdapat mall MTC. dari situ, saya hanya ingat bahwa mobil yg dikendarai supir berbelok ke kiri dan sampailah saya di daerah pasar Sentral, menerobos kerumunan manusia dan BECAK! saya rindu becak. melaju kembali dan akhirnya sampai ke sebuah area perumahan, dan kecepatan menurun. pelan-pelan mobil berbelok masuk ke sebuah rumah yang cukup besar namun terlihat kecil dan simple dari luar. "CAFE MAMA" begitu bunyi plang yang ada diluar rumah tesebut. setelah parkir, baru saya sadari ternyata kita sampai di sebuah kedai makan yang menjual makanan-makanan khas makassar beserta kue-kue nya.

Namun di siang yang panas ini, saya memutuskan untuk mencoba ES PISANG IJO yang terkenal itu. Dengan Rp.15.000 saja, saya sudah bisa mendinginkan tenggorokan yang sedari tadi "hangat" ini. hmm.. rasa pisang yang dibalut oleh tepung pandan serta sejenis saus fla putih yang dilebur satu ke dalam es serut yang berubah merah oleh Sirup merah makassar, ASLI. Rasanya mulut ini hanya bisa terkunci dan tangan terus menyuap mulut; terus dan terus. berikutnya, Menunggu untuk dijamah; sepiring kue-kue kecil yang beberapa diantaranya saya kenali. ya, curry pastel, cangkunging (kue basah makassar) soes dan lemper. 4 jajanan ini hanya beberapa diantara banyaknya cemilan-cemilan basah dan kering, dintaranya risoles, lumpia kue dadar gulung keju dan masih banyak lagi. selain makanan kecil, ada juga hidangan utama yang menggoda selera seperti nasi goreng merah, sop buntut dan nasi campur serta mie goreng. what can i say? this place is a bliss.. :) 

 setelah menyantap habis jajanan kecil yang harganya berkisar antara Rp.3500 sampai Rp.15.000 itu, saya duduk sejenak menikmati alunan permainan piano dan teduhnya rindang pohon yang menghalangi saya dari matahari sore. hari semakin senja, saya bergegas tancap pulang. 




Thursday, July 1, 2010

MAQUI'S



Setiabudi Building, sebuah stall kecil dengan disain yang minimalis menarik perhatian saya. dipajang dengan sederhana namun menggoda selera; sederetan kue serupa cupcake (lebih seperti bowlcake dikarenakan bentuknya yang cekung ke dalam) berukuran mungil dan berwarna-warni dengan tag nama; chocolate, rare cheese, green tea dan sebagainya. MAQUI's, bunyi papan yang tertera diatas stall mungil tersebut. gerai yang menjual makanan penutup (dessert) tersebut mampu menggoda mata saya untuk kembali menjelajahi isi display, dimana terdapat lapisan kue cake black forrest, tiramisu serta pudding orange, mango dan saudara-saudaranya yang lain. saya memutuskan untuk mencicipi chocolate dan rare cheese mini cake, dan seketika lidah
saya keluh. rasa coklat yang kental dan dark mengimbangi lembutnya tekstur cake yang padat namun tetap bersahabat. lain lagi dengan rare cheese, sensasi keju yang asam,asin dan manis sekaligus membuat mata saya menyipit, dahi saya mengernyit. Harga minicakes yang saya cicipi tadi umumnya Rp.8000. Harga dessert berkisar antara Rp.8000 - Rp.150.000 untuK cake berukuran besar. Pada akhirnya, kedua rasa tadi menjadi rasa favorit saya setiap mengunjungi gerai MAQUI's yang kini telah berkembang pesat dan menjamur di berbagai pusat perbelanjaan/mall yang tersebar di Jakarta seperti Senayan City, Plaza Indonesia dan Grand Indonesia. Terakhir kali saya berkunjung ke gerai MAQUI's yang terletak di Plaza Indonesia, display menarik berisikan coklat-coklat batangan berbentuk berbagai macam perkakas, bahkan alat rumah tangga sudah mulai ada. Gerai yang tadinya hanya stall kecil kini membesar menjadi sebuah cafe minimalis yang juga menyediakan minuman. konsep minimalis itu kembali saya lihat, ketika produk coklat yang tadi saya lihat diperjelas asa-usulnya oleh pramuniaga. coklat dengan bentuk benda perkakas atau alat rumah tangga tersebut memiliki dimensi ukuran yang sama dengan yang aslinya. bedanya, saya cukup berani untuk mendaratkan gigi saya dan mengunyah linggis yg terbuat dari coklat itu. coklat tersebut tentunya dapat meleleh, tapi hanya dalam kondisi panas yang ekstrim atau paparan matahari selama 2 jam. akhrinya, saya memutuskan untuk membelikan date saya sebuah coklat berbentuk baut. (dengan jurus gombal; "sayang, kok bentuknya sperti baut?" dan jawabannya akan sperti "iya, itu baut hatiku yang lepas, dan cuma kamu yang bisa memasangnya kembali" ;P)