Friday, July 2, 2010

Lintas Pinisi ; Jelajahi Nikmatnya Makassar! (bag.1)

Makassar, kota yang terkenal dengan terik matahari serta makanan nya yang menggoda lidah telah menanti. Pintu pesawat terbuka, dan saya disambut oleh angin sejuk dan hamparan luas lapangan terbang internasional Hasanuddin nan luas, yang belakangan baru saya ketahui merupakan pembaharuan dari bandara lama yang terletak tidak jauh dari bandara kini. Harus saya akui, perubahan yang cukup drastis; dari bandara skala nasional yang cuma memiliki satu conveyor belt menjadi bandara internasional yang hampir menyerupai changi airport, singapura. Dengan 6 waiting hall untuk tiap maskapai penerbangan, saya berjalan tertatih-tatih menyusuri tiap hall dan sampai di tempat pengambilan bagasi. Rasa keram setelah 1,5 jam menembus awan dan menjelajahi angkasa (Lebay.com) berkoordinasi dengan perut saya yang mulai berkeroncong solo. senyum saya mengembang; Makassar. Apalagi yang lebih nikmat dari menikmati es pisang hijau dipinggir pantai losari sore-sore, atau panasnya mie tietie yang menghangatkan lidah pada pelarian tengah malam saya. Tidak terasa lamunan saya mencapai puncaknya ketika porter saya menegur dengan tepukan di bahu; "daeng, bukan tas ta' itu yang disana..??" Dan tas saya pun berlenggok anggun lewat didepan saya sedari tadi. hmm.. melamun, melamun..

Chap.1 : Cafe Mama, Kota Makassar 

Setelah melewati tol baru yang panjanganya membentang mulai dari depan jalan utama bandara sampai ke tengah kota makassar, akhirnya saya sampai di kota makassar. Lampu merah disamping menara Fajar (Korporasi Media makassar) menghentikan mobil saya, sembari saya sibuk melongo kiri-kanan. kota ini maju pesat dibandingkan waku kedatangan saya 6 bulan yang lalu. mobil kembali melaju melewati area Panakukkang, menuju ke arah Lapangan Karebosi, dimana terdapat mall MTC. dari situ, saya hanya ingat bahwa mobil yg dikendarai supir berbelok ke kiri dan sampailah saya di daerah pasar Sentral, menerobos kerumunan manusia dan BECAK! saya rindu becak. melaju kembali dan akhirnya sampai ke sebuah area perumahan, dan kecepatan menurun. pelan-pelan mobil berbelok masuk ke sebuah rumah yang cukup besar namun terlihat kecil dan simple dari luar. "CAFE MAMA" begitu bunyi plang yang ada diluar rumah tesebut. setelah parkir, baru saya sadari ternyata kita sampai di sebuah kedai makan yang menjual makanan-makanan khas makassar beserta kue-kue nya.

Namun di siang yang panas ini, saya memutuskan untuk mencoba ES PISANG IJO yang terkenal itu. Dengan Rp.15.000 saja, saya sudah bisa mendinginkan tenggorokan yang sedari tadi "hangat" ini. hmm.. rasa pisang yang dibalut oleh tepung pandan serta sejenis saus fla putih yang dilebur satu ke dalam es serut yang berubah merah oleh Sirup merah makassar, ASLI. Rasanya mulut ini hanya bisa terkunci dan tangan terus menyuap mulut; terus dan terus. berikutnya, Menunggu untuk dijamah; sepiring kue-kue kecil yang beberapa diantaranya saya kenali. ya, curry pastel, cangkunging (kue basah makassar) soes dan lemper. 4 jajanan ini hanya beberapa diantara banyaknya cemilan-cemilan basah dan kering, dintaranya risoles, lumpia kue dadar gulung keju dan masih banyak lagi. selain makanan kecil, ada juga hidangan utama yang menggoda selera seperti nasi goreng merah, sop buntut dan nasi campur serta mie goreng. what can i say? this place is a bliss.. :) 

 setelah menyantap habis jajanan kecil yang harganya berkisar antara Rp.3500 sampai Rp.15.000 itu, saya duduk sejenak menikmati alunan permainan piano dan teduhnya rindang pohon yang menghalangi saya dari matahari sore. hari semakin senja, saya bergegas tancap pulang. 




Chap.2 : NYUKNYANG!

Sesampainya dirumah, setelah disambut oleh keluarga dan sanak saudara, sebuah gerobak Biru menghalangi jalan saya. setelah saya telusuri, gerobak ini merupakan gerobak favorit lorong saya (saya tinggal di sebuah lorong selama hidup saya di makassar, sedari jaman nenek kakek saya sampai ibu bapak saya. dari rumah gubuk sampai rumah bukan gubuk, saya tinggal di lorong ini. hehehe.. hmm.. lorong kancil tercinta.. :))  yang setiap sore mondar-mandir. NYUKNYANG, istilah yang kerap terdengar oleh warga makassar. nyuknyang atau Bakso merupakan makanan yang cukup khas disini. 

beda dari bakso dan nyuknyang adalah teksturnya. Bakso memperlihatkan tekstur bulat dan halus pada umumnya, namun nyuknyang menawarkan bentuk yang tidak teratur (alias semrawut) namun tetap berukuran seperti bakso dan lebih kasar. Setelah memutuskan untuk mencoba, saya mengerti konsep nyoknyang; KERINGAT, INGUS DAN TAMBAH. ewh.. terdengar jorok. namun itu tidak terjadi pada Nyuknyang saya tentunya, namun kepada Saya. Pedasnya Sambal khas Makassar yang entah terbuat dari cabai mana (berwarna orange dan pedasnya bukan main hebring!!) berpadu dengan panasnya kuah nyuknyang membuat saya keringatan dan tak terasa.. dari hidung saya ada yang ikut keluar selain keringat.. (untung tidak terjun bebas ke mangkuk saya -_-") hanya dengan Rp.5000, saya mendapatkan 5 butir nyuknyang, tahu dan mie kuning, yang akhirnya membuat saya nagih lagi, lagi dan lagi.. hoahh.. ini dia; SENSASI PEDASnya NYUKNYANG!  

(N.B : bagi anda yang beragama muslim, mencoba NYUKNYANG dari gerobak berwarna BIRU tidaklah haram. Namun lain cerita jika anda mencoba NYUKNYANG dari gerobak HIJAU, yang berbahan dasar daging Babi)
 

Chap.3 : MIE TIETIE

Entah kenapa, saya bersahabat dengan rasa lapar sejak tiba di Makassar. Di otak saya hampir selalu berkerumun segerombolan jenis makanan yang membuat saya ngidam, seperti salah satu nya; MIE TIETIE. mie tietie merupakan salah satu makanan khas makassar yang sebenarnya telah lama dikenal masyarakat indonesia, namun dengan format yang cukup berbeda pada umumnya. Sejumput Mie diolah dengan arang sampai mencapai tingkat kerenyahan yang mirip keripik, dan akhirnya dikumpulkan bersama mie-mie yang lain. mie kering ini nantinya akan disiram oleh kuah yang berisikan sayuran dan daging (mirip capcay) dan disajikan secara panas. 

Nama mie ini lebih dikenal sebagai mie kering atau ifumie. Namun bedanya, tekstur nya yang benar-benar kering dan crispy serta bentuknya yang menyerupai patahan-patahan lidi yang sangat tipis membedakan bentuk mie TieTie. mengapa disebut mie TieTie? salah satu penggagas mie kering untuk dijadikan franchise yang akhirnya dibuka di berbagai area di makassar (di Jalan Irian, di Pantai Losari, di Area Panakukkang) mungkin bernama Tietie, maka dikenal lah mie ini dengan sebutan mie TieTie. sekarang muncul pula vendor mie kering yang mejual mie kering dengan konsep yang sama, namun dengan bendera yang berbeda seperti mie Anto. Range harga mie ini bekisar antara Rp.15.000 - Rp.22.500 per porsinya. keduanya memiliki jenis menu yang sama, namun cita rasa yang (bahasa jawa nya) slightly different. belum selesai saya mengimajinasikan bentuk dan rasa mie TieTie, si mamih pun pulang dengan sekantung besar Mie TieTie yang renyah beserta Kuahnya yang masih hangat. Senyum saya bisa dibilang melebar memenuhi muka saya; ngga pake nyap-nyap, hajar blehhhh!!!

Kira-kira.. jenis kuliner apa lagi yang menunggu saya di Makassar? masih ada Coto, Pallubasa, Sop Sodara, Songkollo, Sop Ubi dan masih banyak lagi.. penasaran? terus ikuti 
 Lintas Pinisi ; Jelajahi Nikmatnya Makassar!  
dan nantikan bag.2!
but for now; Bon Appetite!
AuVoir,tous ;D
 

3 comments:

  1. Nice.. after Makassar Bad PR yang santer di tayangan2 kriminal, kehadiran blog ini sebagai oase penyejuk dari wong jaang celebes yang mencintai negerinya melalui kuliner. You got the point buddy :)

    ReplyDelete
  2. I really appreciate your firm and comprehensive point of view. Hopefully tangan ini cepat mulai mereview lagi.

    :) thx

    ReplyDelete
  3. I really appreciate your firm and comprehensive point of view. Hopefully tangan ini cepat mulai mereview lagi.

    :) thx

    ReplyDelete